Layaknya jargon di tim Yamaha, Jorge Lorenzo memupuk konsistensi penampilan di sembilan seri MotoGP yang sudah dilakoni. Poin demi poin dikumpulkannya di papan klasemen mengungguli rival-rival beratnya yang lain.
Sedari seri pertama di Losail, Qatar, Rider utama Yamaha Factory tersebut selalu berkesudahan di panggung podium – entah itu podium kedua atau pucuk podium. Pengecualiannya hanya terjadi di GP Belanda, tepatnya di Assen. Lorenzo terpaksa gagal merampungkan lomba usai diserempet rider Honda Gresini, Alvaro Bautista.
Sampai menjelang GP Amerika Serikat, pembalap berjuluk X’Fuera itu kokoh berdiri di puncak klasemen dengan 135 poin. Pesaing terdekatnya memang tak jauh-jauh, yakni dari tim Repsol Honda. Bukan Casey Stoner, melainkan kompatriotnya, Dani Pedrosa, yang berjarak 15 poin di belakang.
The Little Spaniard – julukan Pedrosa, juga tak kalah konsisten. Hasil Pedrosa selalu berujung podium, kecuali di GP Prancis, di mana Pedrosa hanya finis di urutan keempat. Tapi sisanya, Pedrosa bahkan lebih kompetitif ketimbang rekannya yang juga juara bertahan, Casey Stoner.
Kendati begitu, nampaknya Pedrosa belum akan mampu melepas status raja tanpa mahkota. Karena Lorenzo kembali unjuk gigi dalam perolehan poin maksimal di hampir semua seri yang telah dijalani. Padahal, belakangan Lorenzo kerap ditimpa kepapaan.
Di Assen contohnya, selain tak bisa menambah poin di klasemen karena gagal menyelesaikan lomba, mesin tunggangan Lorenzo ‘meledug’ usai disenggol Bautista. Lantas, di seri-seri selanjutnya Lorenzo mesti menggunakan mesin-mesin lama karena jika memakai mesin baru, sanksi penalti sudah membayangi.
Tapi Lorenzo tak kenal frustrasi. Berbekal settingan bagus yang diberikan tim teknisnya, Lorenzo acap semakin terdepan dari lawan-lawannya. Memang yang bisa dikatakan lawan boleh jadi hanya duo Honda, Stoner dan Pedrosa – sementara sang legenda hidup, Valentino Rossi belum juga terbebas dari masalah motor Ducati GP12-nya.
Konsistensi kemenangan Lorenzo sempat terusik Pedrosa di GP Jerman, tapi rider kelahiran Palma 25 tahun silam itu membalasnya di Mugello lalu. Dominasi Lorenzo juga belum terpatahkan di sesi tes, kemarin. Lorenzo lagi-lagi mengungguli Pedrosa.
‘Renaissance’ keduanya mengingatkan kembali akan tahun-tahun emas Spanyol kali ini. Setelah tim sepakbolanya berjaya dengan mempertahankan gelar Euro, mungkin saja keduanya dan terutama Lorenzo, akan kembali menorehkan tinta emas atas nama Spanyol di panggung kuda besi MotoGP.
Lorenzo Semakin di Depan
Selasa, 17 Juli 2012
Thank you for visited me, Have a question ? Contact on : youremail@gmail.com.
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...
Please leave your comment below. Thank you and hope you enjoyed...
Label:
Moto GP
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar